Laman

Sabtu, 10 Juli 2010

Seksisme Bahasa

A. stereotip dan seksisme dalam bahasa.

Sejak tahun 1970-an, representasi gender (dari kata 'gender'; hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan) dalam wacana ini menjadi topik yang penting dan terus mendapatkan bunga sampai tahun 1980. Tapi dalam bab ini kami hanya akan membahas beberapa aspek gender dalam wacana dan juga hubungannya.

Seksisme dalam bahasa dan stereotip seksual yang ditemukan dalam banyak budaya, baik di Timur atau Barat dengan refleksi berbeda dalam sistem dan fungsi bahasa.
Menurut Lakoff (1975), asumsi yang mendasari seksisme adalah ideologi merendahkan martabat manusia.

Stereotip merupakan produk budaya dan tidak dibentuk oleh alam. Misalnya seorang wanita adalah ibu rumah tangga, membesarkan anak-anak dan memasak di rumah. Sementara itu, laki-laki harus mencari nafkah.

Ini budaya di alam yang tercermin dalam bahasa yang digunakan oleh publik. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga mencerminkan masyarakat dan budaya tempat tinggal bahasa dan digunakan.

 
B. Seksisme dalam bahasa dan sistem bahasa.

A. Bahasa Inggris

Penggunaan ekspresi, laki-laki dan perempuan
Perempuan: "Oh, Tuhan aku lupa lagi
              "Oh sayang, mengapa aku melakukannya
Pria: Sialan aku lupa lagi
Sialan! Aku lupa lagi.

Dalam bahasa Inggris, seksisme tampak lebih mudah atau lebih eksplisit. Jadi kebanyakan pria menggunakan kata-kata omong kosong, sementara perempuan tidak.

B. Bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Indonesia, tidak secara eksplisit tercermin dalam struktur linguistik tetapi dalam penggunaan kosa kata. Misalnya dalam rumah tangga; ibu rumah tangga memiliki konotasi pembagian kerja yang berbeda dalam jenis kelamin. Selain itu, seksisme dalam bahasa Indonesia juga tercermin dalam beberapa verba mana penggunaan yang hanya bisa dalam satu arah, seperti;

Tono Tini menikah
Tono meminang Tini

Kalimat di atas menunjukkan bahwa laki-laki dalam posisi aktif dan perempuan dalam posisi pasif. Namun, meskipun perempuan ditempatkan di posisi depan, posisi itu tetap pasif.

Tini menikah dengan Tono

Dalam hal ini Tini tetap dalam posisi positif, atau kita dapat mengubah kalimat yang membuat Tini menjadi kurang aktif, dan menetralisir verba: Tini menikah dengan Tono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar